Pada dasarnya hidup akan terus berkembang, menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada saat itu. Saat ini teknologi dipandang sebagai sesuatu yang dapat mendukung hidup manusia tersebut. Hampir semua aspek kehidupan manusia dibantu dan dipermudah dengan bantuan teknologi tersebut.
Saat ini, sektor teknologi komunikasi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat baik dari segi teknologi, struktur industri, nilai bisnis dan ekonomi, maupun dampaknya bagi kehidupan sosial. Hal yang sama juga berlaku untuk penyiaran broadcasting (penyiaran), secara sederhananya hampir sama yaitu adanya perubahan yang sangat mendasar yaitu dari analog menjadi digital. Dengan bantuan teknologi, antara telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran tidak dapat lagi dipisahkan satu sama lain.
Teknologi informasi sekarang ini telah menggabungkan sifat-sifat teknologi telekomunikasi yang bersifat massif dengan teknologi komputer yang bersifat interaktif. Fenomena ini dikenal sebagai konvergensi. Terdapat beberapa definisi menegenai konvergensi tersebut, berikut ini salah satunya: “Konvergensi adalah bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran, dimana penyelenggaraan jasa telekomunikasi merupakan kegiatan penyediaan atau pelayanan jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi melalui media apa aja, termasuk TV, siaran, radio & multi media (media law ombudsperson).” Dari definisi tersebut jelas terlihat bahwa adanya suatu platform yang dapat diakses bersama antara telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran, hal ini disebabkan karena digunakannya teknologi digital pada ketiga hal tersebut. Karena informasi yang dikirim merupakan format digital, konvergensi mengarah pada penciptaan produk-produk yang aplikatif yang mampu melakukan fungsi audiovisual sekaligus komputasi. Maka tidak heran jika sekarang ini komputer dapat difungsikan sebagai pesawat televisi, atau telepon genggam dapat menerima suara, tulisan, data maupun gambar tiga dimensi (3G). Akan terdapat perubahan terkait penggunaan jaringan dalam berkomunikasi, jika sebelumnya jaringan circuit switch lebih banyak digunakan, maka kedepannya untuk mengakomodasi penggunaan teknologi digital yang mobile maka jaringan yang banyak digunakan adalah jaringan yang berbasis IP yang berbasis packet switch.
Adanya konvergensi terkait dengan makin jemunya pelanggan dengan layanan-layanan yang ada, sebagaimana kita tahu, layanan fixed-lined sudah mengalami fase hampir saturasi dalam kurva-S, jumlah pelanggan yang tercatat dalam annual report PT.Telkom pada tahun 2006 tercatat sekitar 8,709 juta pelanggan. Jumlah tersebut terus menerus dari tahun ke tahun, pada tahun 2007 tercatat mengalami penurunan hingga 8,685 juta, dan 8,630 juta pada tahun 2008. Pelanggan fixed wireline banyak yang berpindah layanan kepada layanan mobile, yang dianggap lebih portable dan praktis dalam penggunaan, selain layanan yang diberikan lebih beragam.
Layanan mobile juga tidak terlalu baik kondisinya. Hal ini diindikasikan dengan semakin menurunnya ARPU gabungan (Average Revenue Per User) dari tahun ke tahun. Dari data yang berasal dari Business Monitor International pada Q409, dirilis data ARPU gabungan pada tahun 2008 berada pada kisaran Rp 44.160, berkurang cukup banyak dari tahun sebelumnya yang mencapai angka Rp 58.092. Dan trend semakin turunnya ARPU gabungan berlanjut hingga tahun 2009 yang turun hingga Rp 34.354, trend tersebut akan terus terjadi dan pada tahun 2013 diprediksi akan berada pada kisaran Rp 22.501. Hal tersebut salah satunya dikarenakan oleh pelanggan lebih banyak memilih menggunakan layanan prabayar dibanding paska bayar, dengan karakteristik pengguna yang sering berganti layanan dari satu operator ke operator lainnya karena tergiur oleh layanan yang ditawarkan. Selain itu, penetrasi layanan 3G kepada pelanggan juga masih terhambat, beberapa faktor penghambatya adalah mahalnya tarif yang diberlakukan, selain masih terbatasnya layanan mobile content dan ditambah dengan handset yang terbatas, baik dari segi model dan jenis yang ditawarkan.
Fenomena yang terjadi di masayarakat adalah terjadinya paradigma dalam kebutuhan berkomunikasi. Dari yang asalnya komunikasi voice menjadi komunikasi data yang marak digunakan. Secara tidak langsung telekomunikasi telah menyentuh ranah teknologi informasi, dimana komunikasi data lebih berperan disana. Dengan kata lain akan berubah paradigma yang digunakan, jika dulu infrastruktur telekomunikasi lebih marak digunakan karena sebagian besar menggunakan voice, maka kedepannya infrastruktur yang banyak digunakan adalah infrastruktur informasi, dimana layanan akan kebutuhan komunikasi data akan jauh meningkat, melebihi komunikasi voice. Layanan yang ada akan lebih memfasilitasi pengiriman informasi dalam format multimedia, dimana format tersebut dapat mengakomodir berbagai kebutuhan informasi dengan format yang berbeda-beda seperti suara, data, teks, gambar, dan video. Penggunaan teknologi digital membuat penggunaan format multimedia tersebut dapat dilakukan. Perubahan tersebut mengakibatkan berubah pula paradigma terhadap pentarifan, dari yang asalnya pentarifan berdasarkan waktu dan jarak, maka kedepannya jarak dan waktu tidak akan menjadi faktor yang diperhituungkan, karena tarif akan mengacu kepada banyaknya volume (byte) yang digunakan dalam berkomunikasi.
Selain itu juga pasar yang ada sekarang lebih mengarah kepada pasar yang kompetitif, berbeda dengan pasar paradigma lama yang menganut pasar monopolistik dimana PT. Telkom menjadi incumbent yang menguasai pasar. Indikasi dari pasar kompetitif tersebut adalah dengan maraknya perang tarif antar operator. Sebagian pihak mungkin menganggap perang tarif akan menimbulkan beberapa pengaruh buruk, yaitu meningkatknya churn rate pelanggan, karena pelanggan tentunya ingin mendapatkan servis terbaik dengan tarif termurah. Tetapi sebenarnya perang tarif tersebut terjadi di awal pasar kompetitif yang sedang terbentuk, pelanggan lambat laun akan mulai tercerdaskan dengan mulai mengerti benar bagaimana pasar yang kompetitif itu sebenarnya.
Konvergensi tersebut ada, bukannya tanpa sebab. Terdapat setidaknya 3 penggerak utama konvergensi tersebut. Yang pertama adalah market pull, faktor yang mempengaruhi dari sisi pelanggan. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan pelanggan pun ikut berubah, seperti kebutuhan terhadap layanan data dan multimedia, yang mengakibatkan penurunan terhadap layanan voice. Selain itu pelanggan membutuhkan konten layanan yang bervariasi, serta yang terpenting, pelanggan membutuhkan sebuah layanan dengan servis yang memuaskan tetapi dengan tarif yang murah.
Yang kedua dari sisi technology push, faktor ini lebih melihat pada teknologi yang dapat mengakomodasi keinginan pelanggan tersebut. Beberapa teknologi tersebut adalah penggunaan teknologi IP Multimedia Subsystem (IMS) sebagai media yang dapat menghandle konvergensi tersebut. Dampak dari penggunaan IMS yang semakin meluas di masyarakat akan berakibat pada habisnya stok IPv4 yang sekarang digunakan, dan akan mulai digantikan oleh IPv6 yang memiliki kapasitas lebih besar. IPv6 memiliki kapasitas 128 bit, sedangkan IPv4 hanya 32 bit – membuat kapasitas IPv6 jauh lebih besar (2^96 kali lipat dibandingkan dengan IPv4). Digitalisasi sebagai jawaban atas kebutuhan platform yang sama untuk menghadirkan layanan telekomuniksi, teknologi informasi, dan broadcasting, yang menggantikan teknolgi analog. Dan untuk media transmisi yang digunakan selain digunakan jaringan yang dapat mengakomodasi jaringan mobile juga teknologi serat optik akan berkembang sebagai jawaban untuk penyelenggaraan komunikasi multimedia yang membutuhkan Bandwidth besar.
Faktor penggerak berikutnya adalah perubahan struktur pasar. Pasar akan berubah seiring dengan kebutuhan pelanggan yang berubah dan teknologi yang dapat men-support kebutuhan pelanggan tersebut. Perkembangan teknologi juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha. Penyelenggara jaringan dan layanan ingin mempertahankan pendapatan karena dengan cara konvensional revenue mereka dapat turun. Para pelaku usaha juga dipaksa untuk mengurangi operasi maupun belanja modal serta menghemar beban-beban lainnya dengan memanfaatkan teknologi baru serta menghadirkan layanan baru, hal tersebut juga didorong oleh meningkatnya kompetisi. Perubahan struktur pasar telekomunikasi ditandai dengan turunnya pelanggan dan revenue dari PSTN, kebijakan deregulasi seperti deregulasi jaringan lokal, serta pengaruh globalisasi.
Jika diperhatikan lebih jauh lagi, konvergensi media bukan hanya memperlihatkan kian cepatnya perkembangan teknologi atau semakin murah dan mudahnya layanan di-deliver kepada pengguna, tapi juga konvergensi memiliki hubungan yang sangat erat antara teknolgi, industri, pasar, dan pengguna itu sendiri. Sederhananya konvergensi dapat berdampak terhadap bidang ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Sebagai contoh, di USA dalam “The Emerging Digital Economy” melaporkan bahwa untuk mencapai 50 juta pelanggan, radio membutuhkan 38 tahun, sedangkan TV membutuhkan waktu 13 tahun, dan dalam tempo 4 tahun saja internet telah dapat mencapai pengguna sebanyak itu (rilis April 1998). Sebuah pencapaian yang fantastis.
Munculnya konvergensi akan menimbulkan perubahan yang cukup signifikan pada gaya hidup masyarakat pada umumnya. Pergeseran dapat terjadi pada pola perilaku manusia, seperti dalam bekerja, belajar, mengelola bisnis atau perusahaan, pemerintahan dan perdagangan. Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat terkait dengan adanya konvergensi tersebut, yang pertama adalah akan terciptanya suatu komunitas online dan setiap orang dan segala sesuatunya dapat terhubung online dimana saja dan kapan saja, komunitas tersebut dinamakan suatu komunitas dinamis tanpa batas. Kemudian karena maraknya media yang digunakan, berdampak pula pada tempat pencarian konten yang dibutuhkan masyarakat, sejalan dengan perubahan yang terjadi maka tempat pencariannya pun adalah melalui media online juga.
Pengaruh baik berikutnya adalah dengan adanya konvergensi dapat membuka peluang berusaha, terutama bagi pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, dimana mereka dapat memotong anggaran untuk publikasi, karena digunakannya media komunikasi data melalui internet untuk publikasinya. Selain itu penyebarannya pun bisa sangat luas, tidak terbatas ruang dan waktu. Selain dari segi entrepreneur, sektor pendidikan pun akan menjadi sangat maju, apabila penggunaannya tepat, karena dengan adanya konvergensi akan memudahkan distribusi informasi yang dinamis dan cepat kepada para penggunanya.
Dari segi pengguna juga akan mengalami pencerdasan dan perubahan terkait perubahan tersebt, diantaranya adalah perubahan budaya konsumsi informasi pada masyarakat, dari yang asalnya masyarakat pembaca dan penonton pasif menjadi masyarakat pembaca dan penonton aktif, pengguna lebih dapat memilih informasi yang mereka senangi atau mereka butuhkan melalui media konvergen. Oleh karena itu akan marak pengguna yang mengaktualisasikan diri mereka di dunia maya tersebut melalui media seperti web-blog atau mini-blog sekalipun.
Terbukanya celah untuk membuat profesi baru di dunia industri, sebuah peluang besar yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang cukup jeli dalam memanfaatkan peluang tersebut. Contohnya adalah lembaga pers online, maka peluang-peluang baru di dunia profesi jurnalistik online akan makin terbuka lebar. Contoh lainnya adalah pada layanan pada sektor industri jasa dan konten yang akan marak seiring dengan penggunaan media konvergensi tersebut.
Tetapi sebenarnya hal yang paling hakiki adalah bagaimana masyarakat luas dapat memanfaatkan konvergensi tersebut. Fasilitas yang ada sebenarnya hanya untuk melancarkan arus komunikasi, dimana setiap orang berhak mengakses dan menggunakannya untuk kepentingan hidupnya.